Operator Sekolah itu Seperti Robot!

Oleh: Ahmad Fadloli

Bicara tentang Operator Sekolah, tentu tidak asing lagi bagi insan Pendidikan. Saat berbicara tentang itu, mungkin sebagian orang  berpikir tentang   dapodik. Tidak salah,  tetapi sebenarnya banyak kegiatan di Satuan Pendidikan yang memerlukan operator selain dapodik. Sebagian lagi berpikir “sibuk”. Tidak salah jug akarena memang pekerjaannya banyak. Mungkin juga ada yang berpikir, bagaimana agar tugas operator sekolah itu tidak menganggu pekerjaan pokoknya?  

Tidak bisa dihindari lagi bahwa di jaman digital seperti sekarang ini keberadaan operator sekolah sangat diperlukan dan penting karena hampir semua aktivitas terkait dengan data   sudah menggunakan aplikasi. Untuk melaksanakan aktivitas pendataan digital tersebut memerlukan operator.

 Di bawah ini adalah diantara aktivitas di sekolah yang memerlukan operator yaitu:

  1. Aktivitas pendataan seluruh komponen yang mencerminkan keadaan sekolah , mulai dari status peserta didik, potret setiap satuan pendidikan, jumlah peserta didik, menampilkan data jumlah rombel memenuhi standar atau tidak, dan bagaimana data sarana prasarananya atau dengan kata lain menampilkan delapan standar yang ada di sekolah. Aplikasi untuk kegiatan ini dikenal DAPODIK.  https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/yuk-kenali-lebih-dalam-dapodik-sumber-data-utama-pendidikan-di-indonesia#
  2. Aktivitas perencanaan, penganggaran, implementasi dan penatausahaan, serta pertanggungjawaban dana BOS di satuan pendidikan dasar maupun menengah secara nasional. Aplikasi untuk kegiatan ini dikenala dengan ARKAS (Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
  3. Aktivitas  pengelolaan data dan informasi barang milik daerah secara “online”. Aplikasi untuk kegiatan ini terkenal dengan ATISISBADA (Aplikasi Teknologi Informasi Siklus Barang Daerah)
  4. Aktivitas pencetakan rapor siswa dikenal dengan  aplikasi E-Rapor
  5. Aktivitas  Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB) online masuk ke SMP dikenal dengan sistem PPDB Online.
  6. Aktivitas  Penerimaan Peserta Didik Baru(PPDB) online masuk ke SMA/SMK dikenal dengan sistem PPDB Online.

Kira-kira apa yang terjadi jika aktivitas di atas dikerjakan oleh satu orang operator?

Dapat kita bayangkan, maka operator sekolah tersebut seperti robot, sibuk, sulit mengerjakan tugas lainnya, dan bisa juga ada kegiatan yang harus dikerjakan secara bersamaan.

Bagaimana jika operator sekolahnya seorang guru?

Jika operator sekolah hanya satu dan seorang guru, maka guru tersebut tidak akan fokus dengan tugas pokonya sebagai guru. Dia akan banyak meninggalkan tugas sebagai guru, dia akan selalau berada di depan laptop untuk mengoprek aplikasi-aplikasi yang ada. Akibat dari itu, guru-guru lain akan membicarakan, siswa-siswa akan membicarakan karena jarang masuk kelas, jika ada orangtua siswa yang peduli dengan kemajuan belajar anaknya   juga akan membicarakan. Yang lebih fatal jika hal ini terjadi maka  kepala sekolah akan sulit mendisiplinkan guru-guru.

Hal lain yang mungkin dapat terjadi adalah dia merasa super di sekolah, karena semua pekerjaan sama dia  maka semua data ada pada dia, kunci sekolah ada pada dia, jantung sekolah ada sama dia. Akibatnya  guru-guru atau staf sangat sulit berkoordinasi, sangat sulit untuk melihat data padahal itu sangat penting di jaman digital seperti sekatrang ini. 

Sebagai guru, Selain mengerjakan tugas sebagai operator sekolah,   dia juga harus mengerjakan kegiatan-kegiatan lain sebagai guru misalnya Aktivitas peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah secara daring yang dikenal dengan Platform Merdeka Mengajar (PMM);

Aktivitas pengelolaan kinerja dengan  sistem aplikasi E-Kinerja; Aktivitas Absensi Pegawai   yang bertujuan untuk mengontrol absensi dan kegiatan ASN di Kabupaten Karawang. Aplikasi untuk kegiatan ini terkenal dengan (SIAP) Sistem Informasi Administrasi Presensi.

Bagaimana agar kejadian-kejadian seperti di atas tidak terjadi?

Ada   poin yang perlu digaris bawahi agar kejadian di atas tidak terjadi yaitu kepala sekolah melakukan identifikasi kebutuhan operator sekolah.

Dari aktivitas no 1-6 tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi bahwa kebutuhan operator sekolah diperlukan minimal 4 orang yaitu: Operator Dapodik; Operator ARKAS; Operator ATISISBADA; Operator PPDB Online ke SMP; dan Oprator PPDB ke SMA/SMK.

  1. Operator ARKAS sebaiknya adalah bendahara BOS karena terkait dengan perencanaan, penganggaran, implementasi dan penatausahaan, serta pertanggungjawaban dana BOS di satuan pendidikan
  2. Operator Dapodik sebaiknya berasal dari Staf Tata Usaha yang ditugaskan untuk menangani masalah Dapodik. Jika yang bertugas adalah seorang guru, maka sebaiknya kepala sekolah berbicara banyak terkait dengan tugas yang akan di emban sebagai operator dan tugas sebagai guru. Dengan demikian maka kepala sekolah dapat memberikan perlakuan yang sama antara guru yang bukan operator dengan guru yang bertugas sebagai operator. 
  3. Operator ATISISBADA sebaiknya berasal dari Staf Tat Usaha dan merangkap tugas ketata usahaan lainnya.
  4. Operator PPDB online ke SMA/SMK sebaiknya adalah operator Dapodik, karena kegiatan pendaftaran sekolah ke jenjang SMA/SMK masih terkait dengan administrasi siswa siswa selama menjadi siswa di SMP.
  5. Operator PPDB online masuk ke SMP sebaiknya adalah wakasek bidang kurikulum, karena akan terkait dengan pembagian kelas siswa baru dan kegiatan kurikulum lainnya.

Dengan menugaskan beberapa operator sekolah sesuai kebutuhan dan melakukan perbincangan sebelum menugaskan guru  sebagai operator untuk membuat kesepakatan-kesepakatan  maka kondisi seperti di atas akan dapat teratasi.

Isi tulisan ini merupakan pengalaman yang saya peroleh selama menjadi kepala sekolah, tidak tertuju pada salah satu sekolah dan bisa berbeda dengan pengalaman kepala sekolah lain.PakNdol, 27062024

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *